Senin, 24 September 2012

sejarah air molek

·

Sejarah kota Airmolek

AIRMOLEK
Air Molek adalah nama sebuah kota kecil yang terdapat di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau। Secara geografis kota Air Molek berbatasan dengan Kecamatan Lirik, selatan dengan Desa Japura, sebelah barat dengan Kecamatan Sei Lala, dan bahagian timur berbatasan langsung dengan Sungai Indragiri।
Struktur geografis tanah dataran rendah yang cukup luas untuk kawasan kota kecil yang mulai berkembang, dengan sentralisasi pemukiman di pasar kota sebagai pusat aktifitas masyarakat. Areal yang cukup mumpuni untuk dikembangkan, menjadi potensi tersendiri bagi perkemangan kota tersebut.
Letak kota Air Molek berada lebih kurang 10 km dari jalur Lintas Timur Sumatera yang dapat menghubungkan berbagai daerah yang berada di Pulau Sumatera, yaitu Sumatera Bagian Selatan hingga ke Pulau Jawa, Sumatera bagian Barat, Sumatera Bagian Utara hingga Propinsi Aceh.
Air Molek mempunyai struktur tanah yang subur, merupakan modal Sumber Daya Alam bagi bidang pertanian dan perkebunan. Bisa dilihat bagaimana masyarakat yang bermukim di sepanjang sungai Indragiri (kuantan) memanfaatkan kesuburan tanah dengan menanam berbagai jenis tananaman ladang seperti jagung pisang, sayur-sayuran, dan lain sebagainya. Areal perkebunan kelapa sawit yang membentang luas di pinggiran kota Air Molek merupaka keuntungan tersendiri bagi perekonomian masyarakatnya.
Di beberapa daerah pemukiman, terdapat tanah yang memiliki komposisi yang sangat bagus untuk bahan baku pembuatan batu bata, dimana batu bata tersebut adalah salah satu bahan untuk bangunan beton. Yaitu terdapat di Desa Tanah Busuk, Kembang Harum misalnya, akan banyak ditemukan tempat pembakaran batu bata tersebut.
1.2 Asal Usul Nama Air Molek
Menurut cerita dari orang-orang tua di Air Molek, yaitu mereka-mereka yang mengetahui tentang etiologi (Asal usul nama suatu daerah) mengatakan bahwa nama Air Molek berasal dari dua kata yaitu ayo dan molek. Ayo berarti air sedangkan molek berarti bagus atau besih. Mengapa dikatakan demikian?. Karena pada zaman dahulu di Air Molek saat ini terdapat sebuah sungai kecil, dimana airnya tersebut jernih, bersih, dan layak untuk langsung diminum tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Maka oleh orang-orang yang melalui sungai tersebut menamakan sungai itu sungai Ayo Mole yaitu sungai yang airnya boleh untuk diminum. Dari fersi kedua mengatakan bahwa nama Air Molek itu berasal dari dua kata juga yaitu Ayo Mole, ayo yang berarti ait dan Mole berasal dari kata menyole yang berarti menyalah/salah (yang tidak seperti biasanya). Menurtu cerita ini menerangkan bahwa orang-orang tua dulu menemukan sebuah sungai yang aneh. Dimana ketika air sungai yang layaknya bermuara ke sungai yang lebih besar ataupun sungai yang bermuara ke laut, tidak demikian dengan sungai yang satu ini. Jikalau biasanya air sungai mengalir ke tempat yang lebih rendah dan terus mengalir dari hulu ke hilir, tidak seperti itu sungai tersebut. Yaitu ketika sungai kuantan (Indragiri) naik maka aliran sungai ini malah balik ke hilir. Hal tersebut terjadi terus menerus. Tentu fenomena seperti ini diluar dari biasanya. Maka oleh orang-orang dulu menyebutkan sungai tersebut adalah sungai menyoleh (sungai yang menyalahi aturan aliran sungai) hingga akhirnya lebih dikenal dengan sebutan Air Molek. Sedangkan dari fersi yang ketiga adalah dari orang-orang tua etnis Jawa yang sudah lama bermastautin di Indragiri. Menyebutkan bahwa Air Molek berasal dari kata Air dan Mole. Kata Air yang berarti memang air sedangkan mole berarti balik. Hal tersebut berdasarkan keadaan air sungai yang terdapat di daerah tersebut yang apa bila sungai kuantan naik maka aliran sungai itu balik ke asalnya. Pertemuan dua arus tersebut menjadi keanehan hingga disebutlah nama sungai tersebut menjadi Air Mole (air balik).
1.3 Historiografi Air Molek
Banyak orang-orang yang bermastautin (tinggal dan menetap) di Air Molek yang tidak tahu bagaimana sebenarnya sejarah kota ini. Berdasarkan informasi dari orang-orang tua, saksi sejarah, dan tokoh masyarakat yang masih hidup diketahui tentang historiografi Air Molek berikut:
1.3.1 Sebab Membuka Hutan
Berdasarkan informasi dari orang-orang tua dan tokoh masyarakat Air Molek diketahui bahwa, awalnya Air Molek hanyalah kawasan hutan yang tidak ada seorangpun yang bermukim di daerah tersebut. Begitu pula pada masa feodalistik Kerajaan Indragiri, nama Air Molek tidak pernah disebutkan pada histori kerajaan. Baik berupa teks-teks sejarah maupun cerita-cerita rakyat yang terdapat pada masyarakat Melyu Indragiri. Ditambah lagi dengan tidak adanya Kepatihan ataupun penghulu (kepala dusun yang diamanatkan oleh kerajaan) di Air Molek. Hal tersebut menunjukkan bahwa Air Molek baru ada ketika masa-masa kejayaan Kesultanan Indragiri sudah tidak berkuasa lagi, yaitu ketika imperialisme Belanda sudah menguasai Nusantara.
Syahdan, ketika Air Molek masih hutan belantara, tidak ada satu orangpun berani membuka hutan apalah lagi tinggal di hutan tersebut. Hutan yang belum tersentuh manusia itu membuat kawasan itu bertuah dan tidak bisa sembarangan untuk membuka hutan, karena khawatir kualat atau binasa oleh kekuatan mistik orang bunian penjaga hutan.
Pada masa itu Nusantara telah dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda, termasuk daerah Riau daratan Sumatera. Penguasa Belanda melihat bahwa Air Molek adalah tanah yang subur dan sangat cocok untuk ditanami gambir dan karet. Pemerintah Hindia Belanda di bawah asisten Residen Indragiri di Rengat memerintahkan untuk membuka hutan di Air Molek, kemudian dicarilah orang yang bisa membuka hutan tersebut. Oleh kaki tangan Belanda dimintalah H. Saleh (seorang tokoh masyarakat di Pair Kelubi yang tidak terlalu jauh dari Air Molek) untuk mencarikan orang yang mampu membuka hutan yang rimba itu.
H. Saleh menunjuk H. Husin Keponakannya sendiri untuk membuka hutan Air Molek atas permintaan orang Jawa Kontrak (sebutan para pekerja transmigrasi yang bekerja diperkebunan Belanda). H. Husin pun menyanggupi dan membawa segenap keluarganya dari Pekan Heran ke Air Molek untuk membuka hutan di sana.
1.3.2 H. Husin Pembuka Hutan
H. Husin yang bernama lengkap Husin bin Cek Mahmud adalah anak dari Mahmud bin Cek Mad. Ayah H. Husin berasal dari Daek Lingga (salah satu daerah di Kabupaten Indragiri Hilir saat ini) dengan ibunya dalah orang asli Pekan Heran. H. Husin mempunyai satu orang saudara, yaitu adiknya yang bernama Abdul Majid. Setelah H.
H. Husin terkenal sebagai seorang yang mumpuni dalam membuka hutan yang belum pernah disentuh manusia. Dengan kemampuannya itu ia banyak dipercaya oleh orang untuk membuka lahan-lahan untuk perkebunan. Termasuk oleh pamannya sendiri yang mempercayakannya untuk membuka hutan di Air Molek.
Husin membawa segenap keluarganya ke Air Molek, setelah ia berhasil membuka hutan dan dijadikan perkebunan dan pemukiman oleh perusahan Belanda. Hingga selanjutnya anak keturunan Husin bergenerasi turun temurun di Air Molek hingga saat ini. Pada saat penulisan buku ini, anak cucu H. Husin di air Molek sudah mencapai pada generasi keempat. Sedangkan adiknya Abdul Majid tetap berada di Pekan Heran.
Istri H. Husin bernama Hj. Kalsum, dari perkawinan ini H. Husin memperoleh sembilan anak yaitu: Hj. Nur, Hj. Khadijah. H. Ismail, Hj. Fatimah, Hj. Maimunah, Usman, Sulaiman, Abdurrahman, dan M. Arsyad.
Anak H. Husin yang kedua yaitu Hj. Khadijah menikah dengan H. Thalib dan mempunyai delapan orang anak yaitu: M. Syarif (Atan) Thalib, Ibrahim Thalib, Ali Thalib, Ali Akbar Thalib, Fatma Thalib, Hamida Thalib, Zumrawi Thalib, dan Mujtahid Thalib. Anak yang paling bungsu dari anak yang kedua H. Husin (cucu H. Husin dari anak yang kedua) pada saat ini menjadi Bupati Indragiri Hulu.
1.3.3 Daerah Pertama yang Dibuka
Ada beberapa pendapat mengenai daerah pertama yang dibuka oleh H. Husin. Pendapat pertama mengatakan bahwa daerah yang pertama kali di buka adalah daerah Tanah Tinggi saat ini. Karena daerah trsebutlah yang menjadi lahan pemukiman pertama oleh H. Husin ketika pertama kali datang ke Air Molek. Hingga bisa dilihat pada saat ini, bahwa daerah tersebut didiami oleh anak cucu keturunan H. Husin. Sedangkan pendapat yang kedua menyebutkan bahwa, daerah pertama yang dibuka adalah daerah pinggiran sungai Kuantan (Sungai Indragiri) yang berada tidak jauh di belakang Kantor Lurah Air Molek I saat ini. Dasar pemikirannya adalah, bahwa orang-orang dulu ketika akan membuka hutan adalah daerah-daerah pinggiran sungai. Karena untuk bisa mencapai daerah-daerah hutan baru biasanya menggunakan transportasi sungai seperti sampan. Maka dari itu kawasan yang pertama dijumpai tentulah daerah pinggiran sungai.
Dalam usaha membuka lahan tersebut H. Husin dibantu oleh seorang pekerja kontrak dari tanah Jawa yaitu bernama Muntarib. Muntarib adalah seorang kepala pekerja kontrak Jawa yang dipercayakan oleh orang Belanda untuk menangani masalah pembukaan hutan untuk perkebunan di Air Molek. Lama-kelamaan daerah kawasan itu menjadi lahan pemukiman dan perkebunan perusahaan Swis dengan tetap dibawah kendali kolonial Belanda. Peristiwa pembukaan hutan pertama itu terjadi sekitar tahun 1931.
Namun dari informasi yang lain mengatakan, bahwa tentang pembukaan hutan pertamakali di Airmolek dilakukan oleh Belanda pada sekitar tahun 1800-an, sebelum kedatangan H. Husin dari Pekanheran. Dengan alasan bahwa Airmolek sudah ditanami perkebunan rempah-rempah yang banyak dibutuhkan Eropa sebagai bahan baku minuman penghangat tubuh dari suhu dingin Eropa. Tanaman rempah tersebut diperkirakan puluhan tahun lamanya. Setelah tanaman rempah-rempah selanjutnya diganti dengan gambir. Untuk tanaman gambir di Airmolek dapat dibuktikan dengan adanya tempat pembakaran gambir di Desa Candirejo, juga ditemukannya limbah pembuangan gambir didaerah rawa-rawa disekitaran Airmolek I. di tempat tersebut masih terdapat sisa-sisa pembuangan daun gambir. Untuk tumbuhan gambir di Airmolek diperkirakan puluhan tahun pula. Baru kemudian setelah gambir tidak terlalu dibutuhkan oleh perdagangan Belanda, maka gambir diganti dengan karet. Selanjutnya pada masa perkebunan karet inilah Airmolek mengalami perkembangan. Di bawah perusahan milik Swis yang bernama CMI (Culture Maskapai Indragiri) dilakukanlah penanaman karet secara besar-besaran, sehingga mendatangkan pekerja dari J

0 komentar:

Statistic User

judul bergerak

Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz28OuEswPq

laguku

Featured Posts

Blogger templates

Lencana Facebook

Translate

Entri Populer